Kenali Fungsi Relay pada Kendaraan Bermotor Berikut Ini
Kenali Fungsi Relay pada Kendaraan Bermotor Berikut Ini

Kenali Fungsi Relay pada Kendaraan Bermotor Berikut Ini

18 March 2021
0 Comments

Fungsi relay pada sebuah sistem atau rangkaian listrik adalah sebagai saklar atau switch. Komponen elektromagnetik dan mekanikal (elektromekanikal) ini menggunakan prinsip elektromagnetik dalam sehingga mampu menghantarkan listrik bertegangan tinggi hanya dengan sumber arus yang kecil. Adapun dua bagian utama dalam sebuah relay adalah coil (elektromagnet) dan seperangkat kontak saklar atau switch (mekanikal).

Dalam penerapannya, implementasi relay nyatanya sangatlah luas. Tak cuma dalam komponen elektronika, Anda juga dapat menemukan relay dalam kendaraan bermotor baik mobil maupun motor. Namun pertanyaannya: samakah fungsi antara relay dalam rangkaian elektronika umumnya dengan relay dalam motor maupun mobil? Bagaimana cara kerja elemen satu ini dalam performa maupun kinerja kendaraan bermotor secara umum?

Baca juga: Wajib Tahu, Ini Jenis dan Fungsi Sekring Kendaraan Bermotor

Fungsi Relay pada Kendaraan Bermotor

Gambar bagian relay yang dipasang pada mesin kendaraan

Salah satu komponen mendasar dalam mendukung optimalitas performa sebuah kendaraan bermotor adalah relay. Secara umum, tujuan dan fungsi penggunaan relay pada mobil maupun motor tidak jauh berbeda dengan tujuan dan fungsi penggunaan relay pada listrik yang terdapat pada sistem kelistrikan di rumah Anda, yakni sebagai saklar. 

Relay dapat mengalirkan dan menghentikan arus listrik dari sumbernya guna menghindari terjadinya arus pendek dalam sistem kelistrikan motor atau mobil. Selengkapnya, berikut adalah beberapa detail kegunaan relay pada kendaraan bermotor.

1. Menjalankan Fungsi Logika

Ini merupakan fungsi utama relay. Perangkat ini bertugas memastikan aliran listrik mengalir pada bagian-bagian yang tepat dengan jumlah yang tepat pula. Dengan begitu, risiko terjadinya arus pendek atau konslet dapat diminimalkan.

Ketika lilitan kawat yang terdapat di inti besi mendapat aliran arus listrik, maka tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terbentuk pada lilitan kawat tersebut. Akibatnya, kontak saklar pun akan menutup. Sebaliknya, ketika lilitan kawat berhenti mendapat arus listrik, maka gaya magnet akan hilang sehingga tuas saklar akan kembali ke posisi semula dan terbuka.

Adapun tiap relay mempunyai batas tertentu mengenai seberapa besar aliran arus listrik yang dapat dialirkan. Dengan demikian, apabila besarnya arus yang mengalir pada lilitan kawat relay melebihi kapasitas relay, maka saklar akan secara otomatis terbuka dan arus pendek dapat dihindari.

2. Menunda Aliran Listrik

Relay juga dapat menyimpan aliran listrik yang besar jika kumparan pada sumber arus listrik menghasilkan arus yang sangat besar. Relay akan menghantarkan sedikit demi sedikit arus listrik tersebut sesuai dengan kapasitas dan peruntukannya.

Hal ini juga berlaku untuk kondisi sebaliknya. Apabila sumber arus listrik menghasilkan daya listrik yang sangat kecil, maka relay akan mengumpulkannya terlebih dahulu. Dalam kata lain, peran relay dapat disamakan seperti stabilizer pada sistem atau rangkaian listrik ketika listrik yang keluar dari sumber daya tidak stabil.

3. Memperpanjang Usia Komponen Lain

Relay mampu membantu memperpanjang usia saklar utama pada sistem kelistrikan motor maupun mobil. Penyebabnya tak lain adalah berkurangnya beban saklar utama karena telah dibagi dengan relay. Adapun peruntukan saklar adalah membangkitkan induksi magnet pada relay, sedangkan arusnya akan dialirkan dari baterai menuju beban seperti lampu, AC, klakson, dan lainnya.

Fungsi relay dalam memperpanjang usia komponen juga berlaku pada starter. Pasalnya, relay-lah yang berfungsi mengatur suplai listrik yang stabil pada starter. Maka dari itu, Anda juga dapat mengecek kondisi relay apabila menemukan kondisi motor yang sulit untuk dinyalakan.

4. Kunci Pengaman

Menghubungkan relay pada perangkat-perangkat tertentu dapat membuat komponen satu ini menjadi kunci pengaman tambahan. Prinsip kerja relay sebagai pengaman pun tetap menggunakan prinsip komponen saklar sebagai pemutus maupun penyambung (penghantar) arus listrik.

A. Relay Overload

Semakin berat beban motor, semakin besar pula konsumsi arus listrik. Apabila dibiarkan terus-menerus dalam jangka waktu lama, maka arus yang berlebihan tersebut akan menyebabkan panas pada lilitan dan pada akhirnya merusak lilitan tersebut.

B. Relay Unbalance

Ketidakseimbangan pada kendaraan bermotor terjadi apabila terjadi ketidakseimbangan pula di sisi arus fasa sumber. Kondisi tersebut akan menimbulkan arus urutan negatif yang menyebabkan pemanasan pada motor. 

C. Relay Temperature

Suhu atau temperatur yang berlebih dapat terjadi karena adanya gangguan mekanik maupun gangguan elektrik. Keberadaan relay ini akan mengamankan motor dari suhu yang berlebih.

D. Relay Long Start

Relay ini merupakan perlindungan untuk mengamankan motor dari gangguan arus start yang lama. Seperti contoh, motor listrik yang kali pertama dihidupkan memerlukan konsumsi arus yang lebih besar dibandingkan arus nominal—bahkan mencapai enam kali lipat. Relay dapat mengamankan motor apabila arus start berlangsung lebih lama dari kondisi normal sehingga tidak terjadi pemanasan pada lilitan kawat.

Jenis Relay

Gambar bagian relay yang dipasang dalam kendaraan

Secara umum terdapat empat jenis relay, yakni relay 3 kaki, relay 4 kaki, relay 5 kaki, dan relay 8 kaki.

1. Relay 3 Kaki

Jenis relay ini mempunyai 3 kaki, yakni terminal 30, 86, dan 87. Adapun terminal 85 sudah tersambung di dalam terminal 30.

2. Relay 4 Kaki

Jenis relay ini menjadi dasar dan diperuntukkan bagi keperluan rangkaian listrik beban tunggal seperti fog lamp dan klakson. Salah satu keuntungan yang dimiliki relay 4 kaki adalah keberadaan kontrol tenaga dari terminal 85 sebagai pengatur saklar.

3. Relay 5 Kaki

Jenis relay ini tidak jauh berbeda dengan relay 4 kaki. Namun, relay 5 mempunyai terminal 87a yang berfungsi sebagai output tambahan yang memungkinkan rangkaian dengan beban ganda dapat dijalankan melalui satu relay saja. Adapun penggunaan relay 5 kaki umumnya adalah pada rangkaian stop lamp, headlamp, dan sebagainya.

4. Relay 8 Kaki

Jenis relay ini terbilang cukup jarang ditemui pada kelistrikan kendaraan bermotor. Adapun relay 8 kaki memungkinkan terjadinya dua perintah pada saklar untuk mengatur sistem kelistrikan.

Relay dan Sumber Daya

Setiap relay telah memiliki sistem kelistrikan yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat menggerakkan motor maupun mobil. Agar sistem kelistrikan tersebut dapat berjalan, maka diperlukan adanya aki atau ECU (untuk sistem injeksi)

Satu hal yang perlu Anda pahami adalah bahwa terjadinya isu pada aki maupun ECU dapat mempengaruhi sistem kelistrikan cukup fatal. Saat sumber daya tersebut rusak, maka ampere motor maupun mobil berpotensi mengalami peningkatan signifikan. Jika dibiarkan lebih lanjut, maka tentu berpotensi terjadinya kerusakan komponen dan bahkan korslet.

Tentunya, seperti yang disebutkan sebelumnya, Anda perlu memperhatikan kapasitas relay yang akan digunakan dan menyesuaikannya dengan kebutuhan. Apabila Anda terlalu memaksakan kapasitas arus yang mengalir pada relay apalagi dalam waktu lama, maka fungsi yang diharapkan dari relay tentu tak akan berjalan dengan optimal.

Itulah beberapa informasi mengenai fungsi relay pada kendaraan bermotor, baik untuk kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat. Komponen ini dapat membantu menjalankan fungsi logika, menunda aliran listrik, memperpanjang usia komponen lainnya, hingga sebagai pengaman. Namun tentu saja, guna memperoleh seluruh fungsi tersebut, Anda perlu memilih jenis relay serta melakukan instalasi yang tepat.

Add a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2021. All rights reserved.